Namanya Ittipat Peeradechapan, biasa dipanggil Top.
Tidak seperti kebanyakan orang, Top tidak tertarik sekolah dan bekerja. Ia lebih suka bermain game online yang menghasilkan uang. Sayangnya, saat ia berhasil mengumpulkan banyak uang lewat game online, Top masih berpikir seperti “anak kecil.” Uang yang ia peroleh malah dibelanjakan untuk membeli mobil. Padahal bukan itu yang dibutuhkan keluarganya.
Top memang berbeda. Malah cenderung “aneh” bila dibandingkan kakak-kakaknya—yang dianggap orangtuanya sukses karena telah bekerja di China. Top mengakui dirinya tak bisa mengikuti jejak kakaknya. Passion-nya adalah bisnis. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana caranya mengelola perusahaan, menghitung keuangan bisnis, metode ekspansi dan sebagainya. Sekolah nampak tak menarik baginya.
Alhasil, Top menolak mengikuti kehendak ayahnya, yang menginginkannya berkarir sebagai pegawai. Dia memilih berdagang dan menikmati asyiknya mencari uang sendiri. Karena kurang pengalaman dan naïf, Top pernah mengalami kerugian karena ditipu. Bukan sekali, dua kali, tapi hingga beberapa kali.
Tapi, ia menolak untuk berhenti. Top memulai bisnisnya lagi dan lagi, tanpa merasa kapok.
Bisnis Top mulai menunjukkan tanda-tanda kesuksesan kala produk kacang chesnut panggangnya berhasil dijual di sebuah pusat perbelanjaan. Di sinilah awal mulai populernya nama: Tao Kae Noi. Dari saat itu, Top mulai mengembangkan bisnisnya. Dari satu, dua, lima, hingga puluhan cabang ia dirikan.
Tapi, masalah lain datang. Top dilarang jualan kacang panggang lagi oleh manajemen pusat perbelanjaan. Katanya, asap-asap dari panggangan Tao Kae Noi merusak langit-langit toko yang disewanya.
Masalah lainnya, keluarga Top terlilit hutang, bahkan usaha sang ayah bangkrut. Orangtua Top mengajaknya pindah ke China. Tapi Top menolak dengan alasan ingin melanjutkan kuliah. Padahal Top hanya ingin membangun bisnisnya terus. Jika ia ke China, seluruh pencapaiannya akan dimulai lagi dari nol.
Di Thailand, Top lalu tinggal dengan pamannya. Beda dengan ayah Top, sang paman malah mendukung bisnis keponakannya. Di masa-masa inilah, Top mendapatkan ide pengganti kacang chesnut menjadi rumput laut kering.
Tapi alangkah sulitnya membuat dan menjual snack rumput laut. Mulai dari masalah basi, cara memasak yang pas, sampai bagaimana cara marketingnya ke pasar.
Lalu, bagaimana Top akhirnya bisa keluar dari situasi tersebut?
Anda perlu menyimak sendiri kisah lengkapnya dalam film “The Billionaire” yang diangkat langsung dari buku perjalanan Top, Top Story. Film yang mengajarkan kepada para pebisnis baru untuk jangan ragu berkorban, pantang menyerah dan terus optimis.
Top sendiri sekarang dikenal sebagai pengusaha sukses lewat Tao Kae Noi, snack rumput laut yang mengantarkannya menjadi miliuner di usia muda. Dia menjadi CEO dari PT Tao Kae Noi Food and Marketing Co Ltd. Di saat usianya belum menginjak 30 tahun, produknya telah terdistribusi ke 30 negara, termasuk Indonesia!